بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
ANDA MENDERITA AMBIEN/WASIR? DISINI ADA JAWABANNYA. ANDA KESULITAN MENCARI KOSA-KATA BAHASA BANJAR PAHULUAN? DI SINI TERSEDIA KAMUS MINI BAHASA BANJAR. ATAU ANDA INGIN TAHU SEPUTAR HULU SUNGAI TENGAH? SILAKAN JELAJAH LAMAN INI (By : SYAFRUDDIN)
DUNIA ADALAH TEMPAT MENCARI BEKAL UNTUK KEHIDUPAN SETELAH MATI

Rabu, 13 Januari 2010

PANDANGAN DUA MATA, SEBELAH MATA, DAN KEDIPAN MATA

Hampir semua orang boleh dibilang sangat kenal dengan profesi ‘tukang’. Sebuah profesi yang tidak jauh dengan lingkungan anda, apalagi jika anda saat ini sedang melakukan sebuah pekerjaan pembangunan rumah. Profesi ini sangat familiar dengan peralatan seperti gergaji, palu, pahat, ketam, paku, alat ukur meter/waterpass, dll. Dari tangan-tangan mereka lahirlah bangunan-bangunan perkantoran, mall, gedung pencakar langit, hingga bangunan perumahan.
Namun demikian, pernahkah anda memperhatikan gerak gerik seorang tukang (bangunan) tersebut? Ternyata pekerjaan mereka tidak hanya ditunjang oleh peralatan semata, tetapi sangat ditentukan pula oleh kemampuan mereka memandang dengan matanya. Cukup dengan pandangan sebelah mata (kedipan mata), mereka mampu menilik apakah bangunan itu sudah tegak lurus atau tidak dengan lantai. Dengan kedipan mata, mereka juga mampu menilik apakah hasil potongan papan sudah lurus atau tidak.
Di sisi lain kita mungkin juga pernah memperhatikan gerak gerik seorang nakhoda kapal dengan sebuah peta di hadapannya dan sebuah teropong ditangannya. Dengan kedua matanya, dibantu alat peneropong tadi; seorang nakhoda mampu mengendalikan pelayaran dari pulau ke pulau dan dari dermaga ke dermaga. Bahkan mampu menghindari dari kemungkinan hantaman ombak dan batu karang hingga akhirnya mampu membawa penumpangnya ke tempat yang dituju.
Kedua profesi tadi memiliki cara pandang yang berbeda. Untuk memperoleh hasil yang maksimal si ‘tukang’ hanya menggunakan sebelah mata untuk menilik kerataan dan kelurusan papan yang sudah diketam. Sementara nakhoda harus menggunakan kedua belah matanya. Filosofinya, tidak semua pekerjaan yang menggunakan kedua belah mata akan menghasilkan yang terbaik, bahkan mungkin lebih buruk dari pandangan sebelah mata.
Dalam kehidupan sehari-hari, sering ditemui cara pandang masyarakat kita yang seolah tak mau ambil resiko dengan berprinsif yang dalam istilah Banjar disebut ‘umpat urang banyak haja, umpat kambing tumbur, nangapa ujar imam kami umpati haja, tasarah imam haja, dsb’.
Sekarang bagaimana kita melihat perkembangan terkini. Apakah harus membuka mata lebar-lebar atau cukup dengan sebelah mata atau bahkan cukup hanya dengan kedipan mata. Nah, yang terakhir ini mempunyai banyak makna, bisa negatif, positif, atau netral saja. Orang kalau sudah mengerti kadang cukup mengedipkan mata. Orang menyatakan keogahannya terkadang juga cukup dengan mengdipkan mata. Kedipan mata juga bisa mengandung makna sebuah ajakan, terlebih jika kedipan mata dilakukan oleh seorang wanita cantik maknanya akan semakin dalam. Yang susah dimaknai adalah kedipan mata orang buta.
»»  Baca Selengkapnya...