بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
ANDA MENDERITA AMBIEN/WASIR? DISINI ADA JAWABANNYA. ANDA KESULITAN MENCARI KOSA-KATA BAHASA BANJAR PAHULUAN? DI SINI TERSEDIA KAMUS MINI BAHASA BANJAR. ATAU ANDA INGIN TAHU SEPUTAR HULU SUNGAI TENGAH? SILAKAN JELAJAH LAMAN INI (By : SYAFRUDDIN)
DUNIA ADALAH TEMPAT MENCARI BEKAL UNTUK KEHIDUPAN SETELAH MATI

Jumat, 25 Desember 2009

KEKUATAN DI BALIK ‘CINCIN BATU’ DAN ‘BESI TUA’

Setiap orang dari kalangan dan unsur manapun pasti mempunyai kegemaran pribadi yang tidak bisa dihilangkan. Dari kegemaran yang bersifat hiburan sampai yang bersifat pemikiran. Dari yang berbau mistik sampai yang berbentuk realitas duniawi. Dari yang baik sampai yang jelek. Dari yang sederhana sampai yang rumit. Seperti kegemaran memancing (mancing mania), mengumpulkan prangko/filateli (sekarang mana prangkonya ya, diganti ngumpulin sms kali ya), membaca, olah raga, melukis, bermain catur, berdebat, dll.
Dari sekian banyak kegemaran tersebut, terdapat salah satu kegemaran yang agak langka, unik dan tak banyak diketahui orang, yakni kegemaran mengoleksi cincin yang matanya terbuat dari batu, dan besi-besi tua yang diyakini mempunyai kekuatan gaib bagi yang memakainya. Keyakinan itu dilandasi dari pengalaman hidup masyarakat tempo dulu. Pada masa itu orang per orang selalu berhadapan dengan berbagai gangguang yang membahayakan diri sendiri. Oleh karena itu mereka melengkapi diri dengan berbagai benda yang diyakini mempunyai kekuatan gaib tadi. Al hasil, ketika itu banyaklah orang-orang yang tahan ditembak, kebal terhadap benda-benda tajam (bahasa Barabai-nya: taguh), dan mampu melebihi kekuatan normal manusia. Konon hal itu disebabkan karena mereka memakai benda-benda seperti cincin atau besi-besi tua tadi. Dan itu berlanjut sampai sekarang, walau dalam jumlah yang terbatas.
Kebanyakan orang orang hanya mengenal jenis batu permata seperti batu akik, pirus, zamrud, yakud,dll. Namun hanya sedikit yang tahu tentang jenis batu lain seperti yang dinamakan ‘buntat tadung, buntat sawa, batu petir’, dll. Yang terakhir ini diyakini mempunyai kekuatan gaib.
Demikian pula hanya sedikit orang yang mengenal jenis-jenis besi seperti besi kuning, besi putih, dan besi-besi tua lainnya berupa keris-keris warisan zaman lampau yang diyakini juga memiliki kekuatan gaib luar biasa.
Pada umumnya kegemaran mengumpulkan/mengoleksi benda-benda tersebut karena beberapa alasan, diantaranya karena peruntungan nasib yang lebih baik, sebagai perisai diri (pelindung terhadap berbagai gangguan), kekebalan tubuh, dan karena prestise (termasuk didalamnya sebagai perhiasan belaka). Benda-benda itu pada akhirnyabernilai jual yang tinggi sampai jutaan rupiah. Suatu nilai yang sulit distandarisasikan dengan barang-barang lain. Mengingat nilai itu sifatnya relatif dan tergantung pada intensitas kepentingan orang yang memerlukannya.

Peruntungan Nasib
Bila seseorang memakai cincin batu, sering dikait-kaitkan dengan peruntungan nasib orang yang memakainya. Bahkan terkadang terlalu diyakini, sehingga lupa pada yang lebih kuasa, Allah SWT. Namun sebaliknya jika cincin batu yang dipakainya akan mengakibatkan bala/sial, nasib kurang mujur, atau mengurangi rezeki, maka pemiliknyamenjadi resah dan tidak tenang.
Menurut beberapa kalangan penggemar cincin batu, ada jenis batu yang bila dipakai dijarinya akan mendatangkan/menimbulkan rasa simpati orang padanya, dan dirinya akan akan disukai oleh orang banyak, mudah mencari rezeki, dan bahkan katanya ada jenis batu yang mampu meluluhkan kerasnya hati seorang wanita sehingga berbalik mencintai pria penggoda yang kebetulan memakai cincin dimaksud. Suatu benda yang sangat dicari oleh para pria hidung belang.

Perisai Diri
Kegemaran mengoleksi cincin batu dan besi-besi tua tidak hanya dilandasi pada kekuatan peruntungan nasib tadi, tetapi juga karena dilandasi suatu keperluan untuk keselamatan diri terhadap berbagai gangguan. Sebut saja misalnya batu ‘buntat tadung atau ‘buntat sawa’ bisa memberikan kekuatan pada seseorang sehingga tahan ditembak, kebal terhadap benda tajam,dll. Demikian juga ‘besi kuning’ katanya bisa memberikan kekebalan tubuh terhadap benda-benda tajam (pisau, parang, keris, dll).
Ada pula besi tua yang tidak memberikan kekuatan secara langsung kepada pemakainya, namun mampu mengingatkan/membangunkan disaat pemiliknya tertidur pulas sementara harta dan kekayaannya terancam kehilangan. Benda itu memberi tahu dengan bergerak-gerak sehingga terdengar oleh yang empunya. Maka selamatlah diri dan harta benda dari ancaman maling tersebut.
Percaya atau tidak, secara tidak langsung saya pernah mengalami keanehan dari sebuah besi tua. Saat itu saya membawa keris yang diperuntukan sebagai hisan, dan akan pulang melalui bandara Juanda Surabaya. Keris itu saya simpan dalam koper, namun anehnya benda itu lolos dan tidak terdeteksi oleh alat pendeteksi. Suatu pengalaman yang sampai saat ini menjadi tanda tanya saya, mengapa sampai terjadi hal yang demikian. Wallahualam.

Prestise
Alasan lain yang lebih dominan dari para kolektor cincin batu dan besi tua adalah karena alasan prestise dan alasan untuk perhiasan. Batu merahnya misalnya, yang katanya apabila direndam dalam air, maka air itu akan berbah menjadi warna merah pula. Dan menjadi bening kembali jika cincin batu tadi diangkat dari air. Karena sifatnya yang demikian itu sehingga menyebabkan batu jenis ini harganya melambung tinggi sampai puluhan juta rupiah. Suatu kekuatan yang ajaib dari sebuah benda mati.
Kita sering pula menyaksikan seseorang mempergunakan cincin batu hampir disemua jarinya. Itu tidak lain karena alasan peruntungan nasib, perisai diri, dan juga karena prestise tadi. Keyakinan terhadap kekuatan dibalik cincin-cincin batu tadi telah mendorong orang untuk memakainya ke seluruhnya jarinya.
Tidak itu saja, memang bentuk, warna, dan urat-urat batu yang sudah dilicinkan tampak indah dipandang mata. Sehingga menimbulkan daya tarik bagi seseorang untuk memilikinya sebagai perhiasan dijarinya. Bila demikian, maka harganya pun juga akan selangit. Cincin yang melekat di jari seseorang adalah sebagai perlambang kegagahan dan kejantanan seorang pria sejati. Kalau emas banyak dimintai wanita sebagai perhiasan, maka cincin batu dengan berbagai kekuatan yang terkandung di dalamnya menjadi incaran setiap pria.

Perlu Kajian
Benar tidaknya kekuatan yang terkandung di balik cincin-cincin dan besi-besi tua itu, kiranya perlu pengkajian/penelitian secara khusus dengan melibatkan berbagai disiplin ilmu. Walaupun menurut ilmu agama (khususya agama Islam) mempercayai benda-benda dengan kekuatannya adalah termasuk syirik. Dengan tidak bermaksud melemahkan tinjauan dari sisi agama, sekali lagi kandungan/partikel-partikel yang terdapat dalam batu/besi-besi tua tersebut kiranya perlu diteliti, termasuk ajian kebal (unsur yang terkandung dalam untalan taguh). Apakah memang ada zat tertentu yang bersenyawa dalam benda tersebut, atau memang ada sesuatu kekuatan lain yang melekat pada benda-benda tersebut, atau karena hanya faktor psikologis sehingga seolah-olah benda tersebut memiliki kekuatan.
Memang kekuatan itu sulit dicerna oleh akal, karena tidak ada data/bukti penelitian. Namun sebaliknya, jika para peneliti dapat menjelaskan dengan pembuktian ilmiah tadi, niscaya akan merupakan suatu prestasi bagi perkembangan agama Islam. Karena dengan pembuktian itu akan mengurangi kepercayaan yang berlebihan terhadap benda-benda mati yang bermuara pada syirik.
Timbulnya kepercayaan yang berlebihan itu memang tidak lepas dari pengalaman-pengalaman yang terdahulu sehingga sulit menghilangkannya. Mau dihilangkan tapi dibutuhkan. Mau dilestarikan dikhawatirkan menimbulkan syirik. Dalam hal ini maka penilaian dikembalikan pada pribadi masing-masing. Syirik atau tidak, wallahualam. (Syafruddin)

5 komentar:

  1. Hari gini masih ada yang percaya hal yang begituan. Tidak lah.

    BalasHapus
  2. Nah.. mantap .. u izin share artikel p yang ini lah di blog ulun.. !! :)

    BalasHapus
  3. Artikel ini pernah saya kirim ke harian Banjarmasin Post sekitar tahun 1996. Saat2 awal krisis moneter. Kesulitan ekonomi memaksa saya memutar otak tuk mencari tambahan penghasilan. alhamdulilah, setelah artikel ini terbit dapat honor yg waktu itu dikirim melalui wesel pos sebesar Rp. 25.000,- entah kalau sekarang berapa honornya. Banjarmasin post telah banyak membantu saya menghadapi krisis ekonomi kala itu dengan honor yg diberikannya atas tulisan saya.

    BalasHapus
  4. Wah.. igin rasa'nya saya seperti mas.. !! :)
    Nominal yang sangat besar mas di kala tahun 1996 tuh,.. sukses buat mas H.Syefri.. :)

    Salam wan kulaan nang di hulu sungai / Barabai .. Ulun asli'nya tumatan Batang Alai / Birayang. :)

    Happy Blogging !

    BalasHapus