Kamis, 14 April 2022
Kamis, 05 Agustus 2021
Rabu, 03 Maret 2021
APA ITU BPHTB
BPHTB atau Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan adalah sebuah pungutan atas perolehan hak atas tanah dan atau bangunan. Perolehan hak atas tanah dan atau bangunan adalah perbuatan atau peristiwa hukum yang mengakibatkan diperolehnya hak atas dan atau bangunan oleh orang pribadi atau badan.
BPHTB dikenakan terhadap orang pribadi atau badan yang memperoleh hak atas tanah dan bangunan. Perolehan hak atas tanah dan atau bangunan tersebut dapat diartikan bahwa setiap orang atau badan mempunyai nilai lebih atas tambahan atau perolehan hak dimana tidak setiap orang dapat memiliki kemampuan lebih untuk memperoleh tanah dan atau bangunan.
BPHTB Dinamai Bea, Bukan Pajak
Mengapa BPHTB dinamai bea, bukan dengan pajak? Perlu Anda pahami bahwa terdapat beberapa ciri khusus yang membedakan be dengan pajak. Pertama, pembayaran pajak terjadi lebih dahulu daripada saat terutang. Sebagai gambarannya, pembeli tanah bersertifikat sebelum melakukan transaksi atau sebelum akta dibuat dan ditandatangani, diharuskan untuk membayar BPHTB. Kedua, frekuensi pembayaran bea terutang dapat dilakukan secara insidensial atau berkali-kali dan tidak terikat waktu atau fleksibel. Pembayaran Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan berbeda dengan pajak yang harus dibayarkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Dasar Hukum BPHTB
Dasar Hukum yang mengatur Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan atau BPHTB diatur dalam UU No. 21 Tahun 1997 dan perubahannya dalam UU No. 20 Tahun 2000. Dalam peraturan ini, disebutkan bahwa perolehan hak atas tanah dan bangunan tidak hanya meliputi jual beli saja. Akan tetapi, perolehan hak atas tanah dan bangunan yang dikenakan bea perolehan juga berlaku terhadap:
- Tukar menukar;
- Hibah (Perolehan hak atas tanah dan atau bangunan dari pembeli hibah, namun pemberi hibah masih hidup);
- Hibah wasiat (Perolehan hak atas tanah dan atau bangunan kepada penerima hibah namun berlaku setelah pemberi hibah meninggal dunia;
- Waris;
- Penunjukan pembeli dalam lelalng;
- Pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan;
- Pelaksanaan putusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum tetap;
- Hadiah.
Selasa, 23 Juni 2020
Kamis, 17 Mei 2018
Selasa, 08 April 2014
TERAPI HERBAL PENDERITA DIABET (KENCING MANIS)
- Sering kencing/pipis lebih dari 6 kali dalam semalam
- Kaki rada-rada kesemutan atau terasa agak lengket ketika menyentuh/menginjak lantai
- Ingin minum terus menerus namun air liur terasa agak pahit
- Kadang penglihatan agar kabur
- Ada gumpalan berwarna seperti putih susu ditempat dimana kita sering kencing atau ada semut disekitar kita kencing
- Ambil 1 rumpun serai, potong akar dan daunnya. cuci dengan bersih.
- Ambil 1 stik kayu manis (kulit kayu manis yang sudah dikeringkan)
- Kedua bahan tersebut di rebus sampai airnya berubah seperti air teh (biarkan mendidih selama lebih kurang 15 menit)
- Dinginkan.
- Minum air rebusan ini sehabis makan (secukupnya aja). Makin banyak diminum semakin cepat penurunan kadar gula darah anda. Ingat! Agar penurunannya terkendali, hendaknya memeriksa kadar gula anda seminggu sekali atau setengah bulan sekali.
Minggu, 03 November 2013
Daripada Kesah Haja Lah...Lah..Lah
Nang kami kisahakan disia ni saraba ngalih disambat. Dipadahakan kada pintar katia pintar haja. Dipadahakan pintar katia ngalih ditangguh. Nang baiknya kita sambat hajalah satangah wali dan kita bari ngaran Surawin. Surawan ni urang nya pangangguran atawa kada baisi gawian nang tatap. Tapi kamarian samalam inya ada mencabut gumbili, ujarnya handak dibawa ka Banjarmasin. Gumbili siapakah nang diambilnya tu. Parasaku inya tu kada suah batatanaman. Kamarian Arba inya sudah bapasan wan supir handak mamborong taksi ka Banjarmasin mambawa gumbili hintadi. Pas hari Jumahat inya berangkat. Sabalum naik taksi, Surawan baujar wan supir. Jar Surawin, ini taksi sudah ku borong lah. Handak kuisi apakah, handak mambuat panumpangkah, tasarah aku. Untung atau rugi adalah sudah menjadi resiko aku, jar Surawin. Ayu ai tu mun kaya itu jar supir. Kita berangkat.
Sakalinya dijalan banyak banar urang kawai-kawai an handak menumpang umpat ka Banjarmasin. Kapintaran Surawin muncul. Ini kasampatanku jarnya dalam hati. Penumpang nang kawai-kawai tadi dibuatnya ka dalam taksi tadi. Mun kada salah hitung ada pang sekitar 7 ikung nang umpat tadi. Saikung penumpang dimintai Surawin Rp 30.000,- Jadi Surawin dapat duit Rp. 210.000,- Makan harga borongan wan sopir tadi Rp. 150.000,-. Lumayan jar Surawin, balum lagi payu gumbili sudah untung Rp, 60.000,-
Supirnya kaya apa? napang da pada kilip-kilip ha mata melihat Surawin.
SELAYANG PANDANG KECAMATAN LIMPASU KAB. HST
Minggu, 03 Juni 2012
Minggu, 18 Maret 2012
DAGING KEONG UNTUK PENGOBATAN AMBIEN
Bagi sebagian masyarakat kita, keong (orang Barabai/Banjar menyebutnya ’Kalimbuai’) adalah merupakan hewan yang menjijikkan sehingga jarang dimanfaatkan untuk konsumsi manusia. Bahkan bagi para petani, kalimbuai dikategorikan sebagai salah satu hama berbahaya yang harus dibasmi karena dapat menurunkan tingkat produktivitas padi. Sementara di sisi lain, oleh peternak bebek/itik; kalimbuai juga dimanfaatkan sebagai salah satu sumber campuran pakan yang mempunyai nilai gizi tinggi bagi ternak.
Lain halnya dengan haliling (seperti keong juga, namun memiliki ukuran lebih kecil dan agak panjang) telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat Hulu Sungai Tengah untuk konsumsi pengganti ikan.
Nah,untuk penyembuhan ambien ternyata tidak memerlukan resep rumit. Daging kalimbuai dikeluarkan dari karungkung-nya (kulitnya); kemudian dipotong-dipotong/atau diiris kecil-kecil untuk selanjutnya digoreng. Agar tidak bau amis tambahkan juga bawang merah atau bumbu lainnya sesuai selera. Atau bisa juga diusing bersama-sama dengan tumis kacang panjang. Atau bisa juga dibikin seperti sate. Insya Allah dalam beberapa hari ke depan ambien anda akan sembuh.Dengan kehendak Allah, anda tidak perlu lagi khawatir akan keluarnya darahnya melalui dubur anda, tidak perlu lagi khawatir jika duduk berlama-lama, dll.
Kalau belum sembuh juga, coba makan ulat Hambatar (yang biasanya ada di pohon rumbia). Tentunya di goreng dulu. Selamat mencoba.
Sebenarnya masih banyak lagi cara-cara tradisional untuk penyembuhan ambien, namun cara tadi dinilai yang paling bagus dan instan.
Rabu, 03 Agustus 2011
Sebuah Renungan
- Janganlah kamu MENUNTUT ILMU, karena pada dasarnya ILMU tidak bersalah.
- Janganlah pula kamu MENIMBA ILMU karena di dalam SUMUR ngga ada ilmu
- Janganlah kamu MEMBALAS BUDI, karena belum tentu BUDI yang melakukannya
- Janganlah kamu MEMBANGUNKAN RUMAH untuk keluargamu, karena RUMAH MEMANG TIDAK PERNAH TIDUR
- Janganlah kamu MEMBERI TAHU orang yang bertanya, karena mungkin orang itu TIDAK SUKA MAKAN TAHU
- Janganlah kamu MENGARUNGI LAUTAN, karena KARUNG lebih cocok untuk beras