بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
ANDA MENDERITA AMBIEN/WASIR? DISINI ADA JAWABANNYA. ANDA KESULITAN MENCARI KOSA-KATA BAHASA BANJAR PAHULUAN? DI SINI TERSEDIA KAMUS MINI BAHASA BANJAR. ATAU ANDA INGIN TAHU SEPUTAR HULU SUNGAI TENGAH? SILAKAN JELAJAH LAMAN INI (By : SYAFRUDDIN)
DUNIA ADALAH TEMPAT MENCARI BEKAL UNTUK KEHIDUPAN SETELAH MATI

Minggu, 03 November 2013

Daripada Kesah Haja Lah...Lah..Lah

Cerita ini berasal cerita seorang teman saya.
Nang kami kisahakan disia ni saraba ngalih disambat. Dipadahakan kada pintar katia pintar haja. Dipadahakan pintar katia ngalih ditangguh. Nang baiknya kita sambat hajalah satangah wali dan kita bari ngaran Surawin. Surawan ni urang nya pangangguran atawa kada baisi gawian nang tatap. Tapi kamarian samalam inya ada mencabut gumbili, ujarnya handak dibawa ka Banjarmasin. Gumbili siapakah nang diambilnya tu. Parasaku inya tu kada suah batatanaman. Kamarian Arba inya sudah bapasan wan supir handak mamborong taksi ka Banjarmasin mambawa gumbili hintadi. Pas hari Jumahat inya berangkat. Sabalum naik taksi, Surawan baujar wan supir. Jar Surawin, ini taksi sudah ku borong lah. Handak kuisi apakah, handak mambuat panumpangkah, tasarah aku. Untung atau rugi adalah sudah menjadi resiko aku, jar Surawin. Ayu ai tu mun kaya itu jar supir. Kita berangkat.
Sakalinya dijalan banyak banar urang kawai-kawai an handak menumpang umpat ka Banjarmasin. Kapintaran Surawin muncul. Ini kasampatanku jarnya dalam hati. Penumpang nang kawai-kawai tadi dibuatnya ka dalam taksi tadi. Mun kada salah hitung ada pang sekitar 7 ikung nang umpat tadi. Saikung penumpang dimintai Surawin Rp 30.000,- Jadi Surawin dapat duit Rp. 210.000,- Makan harga borongan wan sopir tadi Rp. 150.000,-. Lumayan jar Surawin, balum lagi payu gumbili sudah untung Rp, 60.000,-
Supirnya kaya apa? napang da pada kilip-kilip ha mata melihat Surawin.
»»  Baca Selengkapnya...

SELAYANG PANDANG KECAMATAN LIMPASU KAB. HST

-->
SELAYANG PANDANG KECAMATAN LIMPASU

Limpasu, demikian nama desa yang kemudian ditetapkan sebagai nama kecamatan yang berjarak sekitar 20 km dari ibukota kab. Hulu Sungai Tengah Barabai. Kalau mendengar nama ini orang akan teringat dengan nama tanaman/buah bundar berwarna kecoklatan yang menurut keyakinan masyarakat sangat berkhasiat untuk memuluskan wajah terutama bagi kaum wanita. Walaupun sampai sejauh ini belum ada penelitian ilmiah yang menguatkan keyakinan ini. Namun demikian Pemerintah Daerah Kabupaten Hulu Sungai Tengah juga berkeyakinan bahwa dari nama Limpasu diharapkan kegiatan pelayanan masyarakat dan pembangunan di daerah ini dapat berjalan mulus seperti halnya fungsi buah Limpasu yang dapat memuluskan wajah.
Sebelum diresmikan sebagai kecamatan definitif, Limpasu berstatus sebagai kecamatan Penghubung yang termasuk dalam kecamatan Batang Alai Utara. Kepala Kantor Penghubung pertama pada waktu itu dijabat oleh Sulaiman (alm). Satu tahun setelah itu kemudian dijabat oleh H. Sagir yang dibantu oleh 3 orang tenaga sukarela (H.Busera HS, mantan anggota DPRD HST Periode 1999-2004), Asmat (alm), dan Maserani (alm).
Perjalanan panjang pembentukan kecamatan Limpasu memang cukup melelahkan. Berbagai study/analisis kelayakan, baik dari aspek geografis dan kewilayahan, aspek demografi, maupun aspek pemerintahan tentunya menjadi bahan pertimbangan dalam pembahasan antara pihak Eksekutif (Bupati HST) dan pihak Legislatif (DPRD HST), termasuk kesediaan kecamatan Batang Alai Utara untuk melepaskan sebagian wilayahnya menjadi bagian dari kecamatan Limpasu. Dan yang sangat menentukan juga adalah kesediaan masyarakat dan Pemerintah Desa Limpasu, Karatungan, Abung Surapati, Abung, Karau, Kabang, Pauh, Hawang dan Tapuk untuk bergabung dalam wilayah kecamatan Limpasu.  
Dalam perkembangan selanjutnya, seiring bergulirnya era otonomi daerah pada masa kepemimpinan Bupati Hulu Sungai Tengah Drs. H. Saiful Rasyid, MM akhirnya Limpasu ditetapkan sebagai kecamatan definitif ke-11 di kabupaten Hulu Sungai Tengah berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Hulu Sungai Tengah Nomor 4 Tahun 2003 tanggal 14 Nopember 2003. 
Penduduk kecamatan Limpasu pada saat didirikan berdasarkan data pada tahun 2002 berjumlah 9.650 jiwa terdiri dari laki-laki 4.947 jiwa dan perempuan 4.703 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga 2.536. Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian petani, swasta, pedagang dan sebagian kecil PNS/TNI/Polri.
Walaupun secara yuridis kecamatan Limpasu berdiri sejak tanggal 14 Nopember 2003, namun Kantor Kecamatan Limpasu dan Rumah Dinas Camat Limpasu baru diresmikan oleh Bupati Hulu Sungai Tengah Drs. H. Saiful Rasyid, MM pada tanggal 14 Desember 2005. Camat pertama adalah Drs. Syahruli, MM seorang putera daerah Hulu Sungai Tengah lulusan STPDN Jatinangor Bandung. Bagi masyarakat Limpasu peresmian Kantor Kecamatan ini merupakan sebuah kado di saat kabupaten Hulu Sungai Tengah memasuki usianya yang ke-46.
»»  Baca Selengkapnya...